Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Maret 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 | |||||
Kalender Setahun |
Jumat, 7 Maret 2014
Bacaan: Yohanes 10:1-21
Pengorbanan Adalah Cinta
Nats: Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; (Yohanes 10:11)
Saat krisis moneter 1997, saya masih SMP. Untuk bisa makan daging ayam bagi kami adalah sesuatu yang mewah. Suatu malam, Papa membawa beberapa potong kecil ayam goreng. Kami semua kebagian, kecuali papa dan mama. Bagi mereka lebih baik kami saja yang makan.
Selang 12 tahun kemudian, papa sakit dan dirawat cukup lama di rumah sakit. Saat itulah saya menungguinya dan pekerjaan saya terbengkalai demi fokus merawat papa. Sampai akhirnya papa meninggal, saya bersama kedua kakak harus menyelesaikan semua urusan hutang-piutang. Namun demikian, kami tidak merasa rugi dan kehilangan banyak hal untuk papa.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, saling berkorban dalam keluarga harus dilakukan dengan sukacita. Mengapa? Karena Yesus lebih dahulu melakukannya untuk kita. Ia menganggap kita keluarga-Nya sendiri, hal inilah yang Yesus ungkapkan dalam cerita Gembala yang baik. Kita ibarat domba yang bodoh, namun Yesus rela mengorbankan nyawa-Nya karena kita milik-Nya yang berharga. Berterima kasihlah atas pengorbanan sanak saudara kita. Pengorbanan dalam keluarga adalah cinta dari Tuhan. (rtgr)
DOA: Tuhan, terima kasih karena Engkau memberi kami keluarga dan mereka rela berkorban untuk kami. Terima kasih atas cinta-Mu, ya Tuhan. Amin