31 Maret 2014: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan  |
k 1 revisi |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 9 Juni 2014 00.34
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Maret 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 | |||||
Kalender Setahun |
Sabtu, 1 Maret 2014
Bacaan: Nehemia 5:1-13
Membangun Kepedulian
Nats: Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!" (Nehemia 5: 9a,10b)
Kepedulian kepada sesama dewasa ini cenderung makin terkikis. Maka sering terjadi dalam hubungan darah, seseorang memang ada ikatan persaudaraan (basodara, sedulur, dll), tapi jika bicara uang (harta), maka lain cerita. Mudah sekali terjadi masalah perebutan harta warisan antar saudara.
Pada jaman Nehemia, rasa sosial (peduli) pada saudara sebangsa menjadi kendor karena masalah sosial yang begitu berat menekan. Muncul soal rentenir, sampai kepada soal gadai-menggadai tanah karena mesti membayar pajak yang ditentukan pemerintah. Kehidupan rakyat semakin berat. Nehemia marah terhadap pelaku ketidakadilan, karena mereka tidak punya rasa peduli pada saudara sebangsanya. Atas arahannya, maka mereka bersedia bahkan berjanji mengembalikan hak-hak rakyat sebagaimana sediakala.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, belajar dari prinsip Nehemia, maka seharusnya kita bersedia untuk berkorban bagi orang-orang yang ditindas. Mungkin kita tidak punya uang cukup untuk membantu mereka tetapi kita bisa terus memperdengarkan suara pembebasan bagi pihak lain. Bermula dari keluarga, mari kita saling membangun dan mengembangkan rasa peduli. (arg)
DOA: Tuhan, mampukan kami untuk peduli pada yang lemah dengan memperjuangkan hak-hak mereka. Amin Senin, 31 Maret 2014
Bacaan: Kejadian 6: 9-22
Lahir Dari Ketaatan
Nats: Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; (Ibrani 11:7a)
Seorang murid yang baik adalah yang patuh kepada gurunya. Sang guru yang sudah lebih berpengalaman, tentu akan memahami apa saja yang harus dilakukan terhadap anak didiknya, untuk meraih keberhasilan.
Kejadian 6:22 "Lalu Nuh melakukan semuanya itu, tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya". Nuh menjadikan Tuhan Allah sebagai Guru dalam hidupnya. Ia bergaul erat dengan Allah, taat dan patuh kepada setiap perintah Allah, ia melakukannya tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya bahwa ia harus membuat sebuah bahtera. Ketaatan Nuh mendorongnya mengerahkan segala kemampuan untuk keselamatan keluarga dari banjir besar itu.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, kita adalah murid sekaligus anggota keluarga Tuhan. Maka hendaknya kita memiliki ketaatan pada Dia. Ketaatan akan lahir dari pergaulan yang erat, dari pengenalan secara pribadi dengan Tuhan. Ketaatan pada-Nya membuat kita dengan mudah melakukan/berkorban apa saja bagi anggota keluarga atau siapapun. Ketaatan itu akan menjadi daya dorong; penyemangat dan kekuatan menghadapi kesulitan hidup. Dan pengorbanan itu tidaklah sia-sia. (arg)
DOA: YaTuhan, bimbinglah kami untuk hidup taat dan mau melakukan perintah- perintah-Mu. Amin