3 Maret 2014

Dari Renungan
Revisi sejak 9 Juni 2014 00.34 oleh Renungan (bicara | kontrib) (1 revisi)
Renungan Harian Keluarga Aletea
Renungan Artikel Konseling Kesaksian Jaringan Pelayan Anak Facebook
< Maret 2014 >
            '14
M S S R K J S
  1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Kalender Setahun

Sabtu, 1 Maret 2014

Bacaan: Nehemia 5:1-13

Membangun Kepedulian

Nats: Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!" (Nehemia 5: 9a,10b)

Kepedulian kepada sesama dewasa ini cenderung makin terkikis. Maka sering terjadi dalam hubungan darah, seseorang memang ada ikatan persaudaraan (basodara, sedulur, dll), tapi jika bicara uang (harta), maka lain cerita. Mudah sekali terjadi masalah perebutan harta warisan antar saudara.

Pada jaman Nehemia, rasa sosial (peduli) pada saudara sebangsa menjadi kendor karena masalah sosial yang begitu berat menekan. Muncul soal rentenir, sampai kepada soal gadai-menggadai tanah karena mesti membayar pajak yang ditentukan pemerintah. Kehidupan rakyat semakin berat. Nehemia marah terhadap pelaku ketidakadilan, karena mereka tidak punya rasa peduli pada saudara sebangsanya. Atas arahannya, maka mereka bersedia bahkan berjanji mengembalikan hak-hak rakyat sebagaimana sediakala.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, belajar dari prinsip Nehemia, maka seharusnya kita bersedia untuk berkorban bagi orang-orang yang ditindas. Mungkin kita tidak punya uang cukup untuk membantu mereka tetapi kita bisa terus memperdengarkan suara pembebasan bagi pihak lain. Bermula dari keluarga, mari kita saling membangun dan mengembangkan rasa peduli. (arg)

DOA: Tuhan, mampukan kami untuk peduli pada yang lemah dengan memperjuangkan hak-hak mereka. Amin Senin, 3 Maret 2014

Bacaan: Keluaran 13:17-22

Solidaritas Keluarga

Nats: Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. (Keluaran 13: 18a)

Banyak orang terjatuh pada budaya instan, maunya serba cepat, termasuk dalam menyikapi hidup. Bila ini terus membudaya, maka semangat solidaritas sesama akan makin luntur, karena orang makin tak punya waktu untuk peduli.

Tuhan membawa Israel berputar di padang gurun sekalipun ada jalan yang lebih dekat, melalui Filistin. Padang gurun adalah tempat bila dingin akan sangat dingin, bila panas akan sangat panas, banyak ular beludak dan dipercayai sebagai tempat roh-roh jahat. Pertama, Allah mau mengajar mereka untuk setia pada kehendakNya. Kedua, Allah menyatakan solidaritas-Nya pada mereka, orangtua sampai anak-anak. Kosuke Koyama, menuliskan bahwa kecepatan kasih Allah adalah 3 mil/jam, kecepatan pejalan kaki. Allah menghargai proses, lambat tapi pasti, kasih Allah tetap bersama mereka.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, solusi hidup tidak selalu cepat, kita harus belajar menghargai dan menikmati proses. Kita yang kuat mengingat yang lemah; memikirkan orang lain; tidak mau menang sendiri, tidak memaksakan kehendak. Berkorban itu nikmat yang mendidik kita tentang hidup satu bagi yang lain. (rs)

DOA: Bapa, Engkau begitu sabar terhadap manusia. Ini mengajarkan kami tentang solidaritas. Tolong kami Bapa, agar mampu meneladani-Mu. Amin