6 Maret 2014
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Maret 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 | |||||
Kalender Setahun |
Sabtu, 1 Maret 2014
Bacaan: Nehemia 5:1-13
Membangun Kepedulian
Nats: Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!" (Nehemia 5: 9a,10b)
Kepedulian kepada sesama dewasa ini cenderung makin terkikis. Maka sering terjadi dalam hubungan darah, seseorang memang ada ikatan persaudaraan (basodara, sedulur, dll), tapi jika bicara uang (harta), maka lain cerita. Mudah sekali terjadi masalah perebutan harta warisan antar saudara.
Pada jaman Nehemia, rasa sosial (peduli) pada saudara sebangsa menjadi kendor karena masalah sosial yang begitu berat menekan. Muncul soal rentenir, sampai kepada soal gadai-menggadai tanah karena mesti membayar pajak yang ditentukan pemerintah. Kehidupan rakyat semakin berat. Nehemia marah terhadap pelaku ketidakadilan, karena mereka tidak punya rasa peduli pada saudara sebangsanya. Atas arahannya, maka mereka bersedia bahkan berjanji mengembalikan hak-hak rakyat sebagaimana sediakala.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, belajar dari prinsip Nehemia, maka seharusnya kita bersedia untuk berkorban bagi orang-orang yang ditindas. Mungkin kita tidak punya uang cukup untuk membantu mereka tetapi kita bisa terus memperdengarkan suara pembebasan bagi pihak lain. Bermula dari keluarga, mari kita saling membangun dan mengembangkan rasa peduli. (arg)
DOA: Tuhan, mampukan kami untuk peduli pada yang lemah dengan memperjuangkan hak-hak mereka. Amin Kamis, 6 Maret 2014
Bacaan: Kisah Para Rasul 4:1-12
Menyalibkan Diri
Nats: Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia... (Kisah Para Rasul 4: 12a)
Modal orang percaya dalam mencapai keselamatan adalah iman kepada Yesus Kristus (1 Petrus 1: 9). Kita harus berjuang untuk mengerjakan keselamatan itu, yaitu menanggalkan kehidupan duniawi; membuang keinginan daging yang sepintas membahagiakan tetapi berujung kebinasaan. Menyalibkan diri dari kedagingan.
Dengan fokus pada perjuangan iman inilah, Petrus dengan bersemangat berani menantang Mahkamah Agama. Hal yang patut kita teladani, walau akan ada hambatan yang kita alami, antara lain: pikiran negatif yang meragukan kuasa Yesus, kompromi dengan dosa, rasa kuatir yang berlebihan dalam segala hal.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, hendaklah kita mengikis hambatan-hambatan tadi, agar tujuan iman kita dapat dicapai. Dengan menunjukkan perubahan sikap: takut akan Tuhan, senantiasa lemah lembut dan rendah hati dalam komunikasi dengan seluruh anggota keluarga. Hal itu akan menolong membangun suasana semangat untuk tumbuh bersama dalam keluarga. Penyaliban diri secara pribadi akan meng-sugesti yang lain untuk menunjukkan perubahan diri yang signifikan dalam keluarga. Setiap anggota harus saling membawa energi positif demi perubahan positif dalam iman. (mtm)
DOA: Ya Tuhan tuntun kami untuk membangun kasih, menyalibkan diri dalam keluarga kami . Amin