9 Maret 2014
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Maret 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 | |||||
Kalender Setahun |
Sabtu, 1 Maret 2014
Bacaan: Nehemia 5:1-13
Membangun Kepedulian
Nats: Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!" (Nehemia 5: 9a,10b)
Kepedulian kepada sesama dewasa ini cenderung makin terkikis. Maka sering terjadi dalam hubungan darah, seseorang memang ada ikatan persaudaraan (basodara, sedulur, dll), tapi jika bicara uang (harta), maka lain cerita. Mudah sekali terjadi masalah perebutan harta warisan antar saudara.
Pada jaman Nehemia, rasa sosial (peduli) pada saudara sebangsa menjadi kendor karena masalah sosial yang begitu berat menekan. Muncul soal rentenir, sampai kepada soal gadai-menggadai tanah karena mesti membayar pajak yang ditentukan pemerintah. Kehidupan rakyat semakin berat. Nehemia marah terhadap pelaku ketidakadilan, karena mereka tidak punya rasa peduli pada saudara sebangsanya. Atas arahannya, maka mereka bersedia bahkan berjanji mengembalikan hak-hak rakyat sebagaimana sediakala.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, belajar dari prinsip Nehemia, maka seharusnya kita bersedia untuk berkorban bagi orang-orang yang ditindas. Mungkin kita tidak punya uang cukup untuk membantu mereka tetapi kita bisa terus memperdengarkan suara pembebasan bagi pihak lain. Bermula dari keluarga, mari kita saling membangun dan mengembangkan rasa peduli. (arg)
DOA: Tuhan, mampukan kami untuk peduli pada yang lemah dengan memperjuangkan hak-hak mereka. Amin Minggu, 9 Maret 2014
Bacaan: Kejadian 33: 1-10
Berkorban Demi Kasih Kepada Adik
Nats: Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka. (Kejadian 33: 4)
Kembali soal cinta dan kasih dalam keluarga yang membutuhkan sebuah pengorbanan. Jika mengasihi, maka walaupun harus berkorban perasaan, tidak akan menjadi hambatan untuk mengungkapkan kasih.
Pertikaian antara Esau dan Yakub ternyata sudah terjadi saat masih dalam kandungan, pertikaian itu berlanjut saat masa pertumbuhan sampai dewasa. Rupanya pertikaian memuncak tatkala Yakub merebut hak kesulungan dan berkat yang harus diterima oleh Esau sebagai yang sulung. Esau sangat marah dan berusaha untuk membunuh Yakub adiknya itu. Hal ini membuat Yakub sangat ketakutan dan melarikan diri. Namun dalam perikop kita menampilkan sebuah perubahan dalam diri Esau, dari kebencian dan dendam menjadi kasih penerimaan dan pengampunan, maka Esau yang justru berlari mendapatkan dan memeluk Yakub dengan kasih.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, mungkin ada salah satu anggota keluarga yang melakukan kesalahan, menyakiti perasaan kita. Namun janganlah itu berlarut dipendam sehingga menjadi batu sandungan dalam relasi keluarga. Demi kasih, penerimaan dan pengampunan pada dia, rangkullah dia, walau untuk itu kita harus berkorban perasaan. (hyl)
DOA: Ya Tuhan beri kami hikmat untuk dapat mengasihi, menerima dan mengampuni anggota keluara yang berbuat salah. Amin