21 Maret 2014

Dari Renungan
Revisi sejak 8 April 2014 05.03 oleh Renungan (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Renungan Harian Keluarga Aletea
Renungan Artikel Konseling Kesaksian Jaringan Pelayan Anak Facebook
< Maret 2014 >
            '14
M S S R K J S
  1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Kalender Setahun

Sabtu, 1 Maret 2014

Bacaan: Nehemia 5:1-13

Membangun Kepedulian

Nats: Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!" (Nehemia 5: 9a,10b)

Kepedulian kepada sesama dewasa ini cenderung makin terkikis. Maka sering terjadi dalam hubungan darah, seseorang memang ada ikatan persaudaraan (basodara, sedulur, dll), tapi jika bicara uang (harta), maka lain cerita. Mudah sekali terjadi masalah perebutan harta warisan antar saudara.

Pada jaman Nehemia, rasa sosial (peduli) pada saudara sebangsa menjadi kendor karena masalah sosial yang begitu berat menekan. Muncul soal rentenir, sampai kepada soal gadai-menggadai tanah karena mesti membayar pajak yang ditentukan pemerintah. Kehidupan rakyat semakin berat. Nehemia marah terhadap pelaku ketidakadilan, karena mereka tidak punya rasa peduli pada saudara sebangsanya. Atas arahannya, maka mereka bersedia bahkan berjanji mengembalikan hak-hak rakyat sebagaimana sediakala.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, belajar dari prinsip Nehemia, maka seharusnya kita bersedia untuk berkorban bagi orang-orang yang ditindas. Mungkin kita tidak punya uang cukup untuk membantu mereka tetapi kita bisa terus memperdengarkan suara pembebasan bagi pihak lain. Bermula dari keluarga, mari kita saling membangun dan mengembangkan rasa peduli. (arg)

DOA: Tuhan, mampukan kami untuk peduli pada yang lemah dengan memperjuangkan hak-hak mereka. Amin Jumat, 21 Maret 2014

Bacaan: Rela Merugi

Yesaya 52:13-53:5

Nats: Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang- orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (Yesaya 53:7)

Beberapa waktu lalu seorang kawan menawarkan smartphone miliknya untuk saya beli. Setelah membuka harga sekian juta dan terjadi tawar menawar di antara kami, transaksi pun sukses. Ia menjualnya kepada saya, karena butuh biaya yang cukup besar untuk perawatan mamanya di rumah sakit.

Ada banyak cara orang berkorban untuk menunjukkan kasih kepada orang yang dikasihinya. Mungkin bagi orang lain hal itu merugikan dalam banyak hal, namun baginya hal itu bukan masalah. Kerelaan merugi demi orang yang dikasihinya menjadi lebih baik, lebih bernilai dari segala apa yang diberikan.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, Tuhan menunjukkan betapa Dia sangat mengasihi kita. Hal itu Tuhan buktikan dengan mengorbankan Yesus agar kita tidak binasa oleh dosa. Kitab Yesaya yang kita baca saat ini adalah curahan hati Tuhan akan penderitaan Yesus demi kita. Saat ini kita hidup karena pengorbanan Yesus. Mari menghargai pengorbanan-Nya dengan hidup seturut firman-Nya, bukan lagi hidup seturut kemauan daging dan kompromi dengan godaan dosa. (rtgr)

DOA: Tuhan, terima kasih karena Engkau sudah berkorban bagi kami. Amin