28 Maret 2014

Dari Renungan
Revisi sejak 8 April 2014 05.03 oleh Renungan (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Renungan Harian Keluarga Aletea
Renungan Artikel Konseling Kesaksian Jaringan Pelayan Anak Facebook
< Maret 2014 >
            '14
M S S R K J S
  1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Kalender Setahun

Sabtu, 1 Maret 2014

Bacaan: Nehemia 5:1-13

Membangun Kepedulian

Nats: Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!" (Nehemia 5: 9a,10b)

Kepedulian kepada sesama dewasa ini cenderung makin terkikis. Maka sering terjadi dalam hubungan darah, seseorang memang ada ikatan persaudaraan (basodara, sedulur, dll), tapi jika bicara uang (harta), maka lain cerita. Mudah sekali terjadi masalah perebutan harta warisan antar saudara.

Pada jaman Nehemia, rasa sosial (peduli) pada saudara sebangsa menjadi kendor karena masalah sosial yang begitu berat menekan. Muncul soal rentenir, sampai kepada soal gadai-menggadai tanah karena mesti membayar pajak yang ditentukan pemerintah. Kehidupan rakyat semakin berat. Nehemia marah terhadap pelaku ketidakadilan, karena mereka tidak punya rasa peduli pada saudara sebangsanya. Atas arahannya, maka mereka bersedia bahkan berjanji mengembalikan hak-hak rakyat sebagaimana sediakala.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, belajar dari prinsip Nehemia, maka seharusnya kita bersedia untuk berkorban bagi orang-orang yang ditindas. Mungkin kita tidak punya uang cukup untuk membantu mereka tetapi kita bisa terus memperdengarkan suara pembebasan bagi pihak lain. Bermula dari keluarga, mari kita saling membangun dan mengembangkan rasa peduli. (arg)

DOA: Tuhan, mampukan kami untuk peduli pada yang lemah dengan memperjuangkan hak-hak mereka. Amin Jumat, 28 Maret 2014

Bacaan: Nehemia 5:14-19

Berkorban Bagi Banyak Orang

Nats: Ya Allahku, demi kesejahteraanku, ingatlah segala yang kubuat untuk bangsa ini. (Nehemia 5:19)

Dalam masa kampanye, banyak para calon tebar pesona, seribu janji, rakyat pun dibuat terpesona. Setelah menjabat, banyak praktek kotor, korupsi, gaya hidup boros, dan kemerosotan moral dari para wakil rakyat. Namun masih ada, meskipun tidak banyak, pemimpin yang bersih karena takut pada Tuhan.

Nehemia memberi contoh konkrit bahwa sekalipun ia berhak atas segala fasilitas selaku Bupati, tapi hal itu tidak ingin diperjuangkannya. Sebab rakyat sedang menderita. Bahkan tanggungannya sendiri dia bayar untuk kegiatan pembangunan berupa lembu, kambing dan anggur. Begitu mulianya perbuatan Nehemia yang rela berkorban bagi kesejahteraan rakyatnya dan kelancaran pembangunan tembok Yerusalem.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, mungkin di antara kita ada yang berpotensi menjadi pemimpin di lembaga atau instansi tertentu. Sebagai anggota keluarga adalah baik untuk saling mengingatkan supaya orang yang kita kasihi ketika menjadi pemimpin memiliki prinsip baik untuk melayani dengan hati, memiliki kepekaan dan siap berkorban bagi rakyatnya. Menjadi pemimpin yang melayani rakyat, dengan hati yang takut akan Tuhan. (arg)

DOA: Tuhan, jadikanlah kami setia seperti Nehemia, demi kesejahteraan bersama. Amin