29 Maret 2014

Dari Renungan
Revisi sejak 8 April 2014 05.03 oleh Renungan (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Renungan Harian Keluarga Aletea
Renungan Artikel Konseling Kesaksian Jaringan Pelayan Anak Facebook
< Maret 2014 >
            '14
M S S R K J S
  1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Kalender Setahun

Sabtu, 1 Maret 2014

Bacaan: Nehemia 5:1-13

Membangun Kepedulian

Nats: Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!" (Nehemia 5: 9a,10b)

Kepedulian kepada sesama dewasa ini cenderung makin terkikis. Maka sering terjadi dalam hubungan darah, seseorang memang ada ikatan persaudaraan (basodara, sedulur, dll), tapi jika bicara uang (harta), maka lain cerita. Mudah sekali terjadi masalah perebutan harta warisan antar saudara.

Pada jaman Nehemia, rasa sosial (peduli) pada saudara sebangsa menjadi kendor karena masalah sosial yang begitu berat menekan. Muncul soal rentenir, sampai kepada soal gadai-menggadai tanah karena mesti membayar pajak yang ditentukan pemerintah. Kehidupan rakyat semakin berat. Nehemia marah terhadap pelaku ketidakadilan, karena mereka tidak punya rasa peduli pada saudara sebangsanya. Atas arahannya, maka mereka bersedia bahkan berjanji mengembalikan hak-hak rakyat sebagaimana sediakala.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, belajar dari prinsip Nehemia, maka seharusnya kita bersedia untuk berkorban bagi orang-orang yang ditindas. Mungkin kita tidak punya uang cukup untuk membantu mereka tetapi kita bisa terus memperdengarkan suara pembebasan bagi pihak lain. Bermula dari keluarga, mari kita saling membangun dan mengembangkan rasa peduli. (arg)

DOA: Tuhan, mampukan kami untuk peduli pada yang lemah dengan memperjuangkan hak-hak mereka. Amin Sabtu, 29 Maret 2014

Bacaan: Ibrani 7:24-28

Pemberian Diri

Nats: .... sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. (Ibrani 7:27b)

Michael A. Perry dalam lagu Kandang Domba Itu Rumah-Nya, menuliskan "aku kaya oleh miskin-Mu." Bahwa oleh kemiskinan diri Allah dalam Yesus itu telah membuat kita kaya dalam banyak hal.

Tuhan Yesus tidak memperkaya diri, karena sesungguhnya Dia-lah pemilik semesta ini. Dalam missi- Nya Ia justru rela miskin, menyalibkan diri-Nya demi menyelamatkan manusia, bukan untuk kemuliaan-Nya (5:5); demi memperkaya kita akan kasih dan keselamatan. Sebuah gambaran nyata pemberian diri yang sempurna: lahir, hadir, berkorban, memberi.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, banyak godaan mengorbankan orang lain demi keuntungan diri, tetapi keluarga kita dipanggil menjadi komunitas yang melayani. Yesus sudah terlebih dahulu melakukannya untuk kita, mari kita kembangkan semangat melayani, berkorban dan penyangkalan diri; bukan demi kemuliaan diri tetapi justru demi "memperkaya" orang lain. Di era semua orang serba sibuk ini, mari merencanakan waktu bersama dengan keluarga, saling mendengarkan, menguatkan, berbagi sukacita, bahagia, saling tolong dan dukung dalam berbagai tugas, adalah bagian dari pemberian diri dalam keluarga. (rs)

DOA: Tuhan Yesus, pemberian diri-Mu adalah teladan kami, untuk hadir memberi diri bagi kebahagiaan orang lain. Tolong kami ya, Bapa. Amin