Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Februari 2015 | > | ||||
'14 | '15 | |||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 |
15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 |
22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 |
Selasa, 24 Februari 2015
Bacaan: 1 Yohanes 3:11–18
Nats: Ayat 18
Mengasihi Dengan Perbuatan
Karakter kasih bukan bersifat pasif tetapi memanggil kita untuk aktif melakukan sesuatu yang positif bagi sesama. Tapì, sering terlintas dalam pikiran kita: “Ah…nanti aja kalau kita punya kelebihan materi dari kebutuhan hidup kita. Nanti saja kalau saya sudah senggang.” Namun kita harus camkan bahwa melakukan kasih tidak hanya dalam pikiran dan angan saja. Kasih harus aktif.
Dalam firman Tuhan hari ini, Yohanes mengajarkan kita dalam menerapkan kasih itu. Pertama, kita diingatkan, bahwa karena kasih-Nya Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Ia berkorban bagi kita. Apakah kita juga mau berkorban bagi Dia, melalui waktu, tenaga, harta milik, pikiran? Kedua, kita wajib mengasihi saudara-saudara/sesama kita, supaya kita berada tetap di dalam hidup, dan bukan di dalam maut. Inilah makna kasih yang harus diwujudkan. Kasih Allah identik dengan hidup, dan kehidupan kitalah yang menjadi buah kasih itu sendiri.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, di akhir perikop, Yohanes mengajarkan kepada kita, bahwa kita mengasihi bukan dengan kata-kata atau lidah (OmDo: Omong Doang/saja, NATO: Not Action Talk Only, AsBun: Asal Bunyi, AsMa: Asal Mangap/buka mulut), namun harus diwujudkan dalam perbuatan, sikap dan perilaku. Saudaraku, kita wajib mengasihi saudara kita, mewujudkan kasih kita dengan apa yang ada pada kita, agar kasih Allah, tetap di dalam kita. (mtm)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.